Pondok pesantren di Indonesia memiliki kekhasan yang mendalam, salah satunya adalah kurikulum yang berpusat pada studi Kitab Kuning. Bagi banyak orang di luar lingkungan pesantren, Kitab Kuning mungkin masih menyimpan rahasia Kitab yang belum terungkap sepenuhnya. Kitab-kitab klasik berbahasa Arab tanpa harakat ini bukan sekadar buku teks, melainkan inti dari pendidikan agama Islam yang membentuk karakter, keilmuan, dan spiritualitas santri. Menggali rahasia Kitab Kuning berarti memahami jantung pengajaran tradisional di pesantren.
Kitab Kuning adalah sebutan kolektif untuk karya-karya ulama terdahulu yang membahas berbagai disiplin ilmu syariat Islam. Isinya mencakup ilmu tauhid (akidah), fikih (hukum Islam), tasawuf (etika dan moral), tafsir Al-Qur’an, hadis, dan ilmu alat seperti nahwu (gramatika) serta shorof (morfologi) Bahasa Arab. Penguasaan ilmu alat ini sangat krusial, karena tanpa pemahaman tata bahasa Arab yang kuat, santri tidak akan mampu menyelami makna mendalam dari isi Kitab Kuning.
Metode pengajaran Kitab Kuning di pesantren juga sangat unik dan tradisional. Salah satu metode yang paling dikenal adalah sorogan, di mana santri membaca dan memaknai kitab di hadapan kiai atau ustadz secara personal, lalu kiai akan memberikan penjelasan dan koreksi. Metode lain adalah bandongan atau wetonan, di mana kiai membacakan dan menjelaskan kitab kepada sekelompok besar santri yang menyimak dan mencatat. Kedua metode ini memungkinkan transfer ilmu secara langsung dari sumber yang terpercaya dan melatih pemahaman santri secara mendalam.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, Kitab Kuning juga berperan penting dalam pembentukan karakter santri. Melalui studi kitab-kitab tasawuf dan akhlak, santri diajarkan tentang pentingnya kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, dan adab kepada guru serta sesama. Pembelajaran ini tidak hanya berhenti di teori, melainkan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di asrama pesantren, di bawah bimbingan langsung para kiai.
Sebagai contoh, dalam sebuah studi kasus yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Islam pada bulan Juli 2024, ditemukan bahwa santri yang secara intensif mempelajari Kitab Kuning menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman teks-teks keagamaan dan kemampuan berpikir kritis. Ini membuktikan bahwa di balik kesederhanaan penampilannya, Kitab Kuning menyimpan rahasia Kitab keilmuan yang kaya dan mendalam. Dengan terus melestarikan metode pengajaran ini, pesantren turut menjaga tradisi keilmuan Islam dan membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia.