Mencetak Insan Berakhlak Karimah: Fondasi Pendidikan Tebuireng

Mencetak insan berakhlak karimah adalah misi fundamental Pondok Pesantren Tebuireng. Tujuan utamanya adalah menghasilkan santri yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia. Ini sesuai dengan ajaran Islam dan meneladani Rasulullah SAW. Proses pembentukan akhlak ini menjadi inti dari seluruh kegiatan pendidikan di pesantren.

Pembentukan akhlak karimah di Tebuireng didasarkan pada pengkajian mendalam kitab-kitab klasik. Kitab-kitab seperti Adab al-Alim wa al-Muta’allim karya Hadratussyekh Hasyim Asy’ari dan Ta’lim Muta’allim menjadi rujukan utama. Kitab-kitab ini mengajarkan adab seorang penuntut ilmu terhadap guru, teman, dan lingkungan, serta pentingnya niat tulus dalam mencari ilmu.

Melalui pengkajian ini, santri diajarkan untuk memahami esensi akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mereka didorong untuk menerapkan nilai-nilai kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, dan tanggung jawab. Proses ini bukan hanya hafalan, tetapi juga internalisasi melalui diskusi, teladan dari para guru, dan praktik langsung.

Selain pengkajian kitab, mencetak insan berakhlak juga ditunjang dengan atmosfer pesantren yang kondusif. Kehidupan sehari-hari di Tebuireng, dengan aturan yang ketat dan budaya saling menghormati, secara tidak langsung membentuk karakter santri. Interaksi antara senior dan junior, serta antara santri dan pengasuh, menjadi ajang pembiasaan akhlak mulia.

Program-program ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan juga berkontribusi dalam mencetak insan berakhlak. Misalnya, kegiatan khidmat sosial, pengajian rutin, atau program tahfidz Quran yang bukan hanya mengasah kemampuan, tetapi juga menumbuhkan empati, kesabaran, dan ketaatan kepada ajaran agama.

Tebuireng meyakini bahwa akhlak karimah adalah pondasi utama bagi setiap ilmu yang dipelajari. Ilmu tanpa akhlak akan menjadi bumerang. Oleh karena itu, prioritas diberikan pada pembentukan karakter, agar ilmu yang diperoleh santri dapat bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama.

Hasil dari misi mencetak insan berakhlak ini terlihat dari lulusan Tebuireng yang tersebar di berbagai bidang. Mereka tidak hanya menjadi ulama atau cendekiawan, tetapi juga pemimpin masyarakat, pengusaha, dan profesional yang mengamalkan nilai-nilai luhur dalam setiap langkah kehidupan mereka.

Singkatnya, mencetak insan berakhlak karimah adalah jantung pendidikan Tebuireng. Dengan pengkajian kitab-kitab akhlak, atmosfer pesantren yang kondusif, dan program pendukung, Tebuireng berhasil melahirkan generasi santri yang berilmu dan berakhlak mulia, siap menjadi teladan bagi umat dan bangsa.