Puasa Ramadan adalah ibadah yang penuh berkah, namun ada beberapa tindakan yang makruh puasa, artinya tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi kesempurnaan pahalanya. Bagi umat Muslim, penting untuk mengetahui dan menghindari 9 Perkara Makruh Puasa ini agar ibadah kita lebih maksimal dan diterima Allah SWT. Menjauhi hal-hal makruh menunjukkan kesungguhan dalam berpuasa.
Pertama, berkumur-kumur secara berlebihan atau istinsyaq (menghirup air ke hidung) yang terlalu kuat. Meskipun berkumur dan istinsyaq adalah bagian dari wudu, melakukannya secara berlebihan saat puasa dikhawatirkan menyebabkan air tertelan, yang bisa membatalkan puasa. Lakukan dengan lembut dan hati-hati.
Kedua, mencicipi makanan tanpa ada kebutuhan yang mendesak. Misalnya, ibu rumah tangga yang sedang memasak dan mencicipi masakan untuk memastikan rasanya. Jika dilakukan tanpa menelan sedikit pun dan hanya untuk keperluan mendesak, hukumnya makruh. Namun, lebih baik menghindarinya jika tidak perlu.
Ketiga, berbekam (hijamah) atau mengeluarkan darah dari tubuh. Meskipun tidak membatalkan puasa menurut sebagian ulama, tindakan ini dikhawatirkan dapat menyebabkan lemas dan mengurangi kekuatan tubuh untuk melanjutkan puasa. Menjaga energi adalah bagian dari kesempurnaan puasa.
Keempat, mandi secara berlebihan atau menyelam yang tidak perlu. Sama seperti berkumur, dikhawatirkan air akan masuk ke dalam tubuh melalui lubang yang membatalkan puasa. Mandi sekadarnya untuk menyegarkan diri tentu diperbolehkan, namun hindari aktivitas air yang ekstrem.
Kelima, sering meludah atau mengumpulkan ludah kemudian menelannya. Meskipun ludah sendiri tidak membatalkan puasa, mengumpulkan ludah dan menelannya berulang kali dianggap makruh. Ludah yang keluar secara alami dan tertelan tidak mengapa.
Keenam, menggosok gigi dengan pasta gigi yang memiliki rasa kuat. Meskipun sikat gigi diperbolehkan, penggunaan pasta gigi beraroma kuat dikhawatirkan dapat tertelan atau menimbulkan rasa yang kuat di tenggorokan. Lebih baik menggunakan siwak atau sikat gigi tanpa pasta saat berpuasa.
Ketujuh, bercanda atau bergurau yang berlebihan hingga mengeluarkan kata-kata tidak pantas atau kotor. Puasa adalah waktu untuk menjaga lisan dan meningkatkan ketakwaan. Menghindari perkataan sia-sia dan kotor adalah bagian dari menjaga kehormatan puasa.